Rabu, 04 Mei 2016

Blue Rose (Lemping 3)

Blue Rose (Lemping 3)


Bang Fandi kini yang memimpin. Dia antusias sekali mencari sumber suara minta tolong. Aku tetap di urutan kedua dan terakhir Bang Haris. Suara itu semakin jelas terdengar dan kami juga mendaki lebih cepat. Sampai napasku tersengal mengikuti langkah Bang Fandi. Heran juga kenapa Bang Fandi dengan dua carrier di depan belakang bisa mendaki secepat itu, hingga aku kewalahan.

“Lepaskan akarnya Pak!” Perintah Bang Fandi. Aku tidak tahu Bang Fandi sedang bicara sama siapa. Kami terpaut jarak lima meter, sedangkan aku tertatih mendaki jalan yang semakin terjal, dibantu Bang Haris. Dan ketika melongokkan kepalaku pada tanjakan terakhir, aku melihat Bang Fandi tengah membantu seseorang merangkak ke atas karena hampir saja terjatuh ke jurang.

Bang Haris segera meletakkan carriernya begitu saja dan membantu Bang Fandi menarik seseorang yang hampir terjatuh ke jurang itu. Tampak keduanya bersusah payah menarik orang itu, mereka mengerang seraya menarik tangan orang itu. Beberapa menit kemudian orang itu sudah dapat lepas dari ancaman terjatuh ke jurang.

Kulihat raut wajah kebapakan, mungkin usianya kurang lebih setengah abad. Gurat-gurat penuaan pada kulitnya terlihat menunjukkan bahwa dia sudah berumur.

“Bapak tidak apa-apa kan?” Tanyaku, lalu mengambil air minum yang ada di carrier Bang Haris untuk diberikan kepadanya.

“Iya gapapa, makasih Nak sudah menolong Bapak,” Sahutnya seraya melihat aku, Bang Haris dan Bang Fandi, mereka tengah terduduk dengan napas yang tak beraturan.

Aku mengambil minum lagi dari carrier Bang Fandi untuk diberikan padanya dan Bang Haris.

“Kalian juga gapapa kan? Ini minum dulu,” tanyaku disertai menyodorkan air putih di botol.

“Gapapa Rose,” jawab mereka bersamaan, kompak sekali.

Selanjutnya kami semua diam untuk beberapa saat. Berusaha menata napas yang masih belum beraturan, merasakan desiran angin gunung yang sedingin es.

Setelah napas kami mulai beraturan dan tenaga pun sudah terkumpul lagi, kami melanjutkan perjalanan. Dari sedikit perbincangan tadi, aku mengerti bahwa Bapak itu bernama Parto. Dia juga sama seperti kami, bertujuan untuk mencapai puncak, namun dia mendaki sendiri, dan tadi dia terpeleset hingga hampir terjatuh ke jurang. Beruntung ada akar untuk pegangan tangannya sebelum terjatuh lebih dalam, hingga Bang Fandi datang menolong.

Rombongan bertambah satu orang, yaitu Pak Parto. Setelah satu jam perjalanan, jalanan sudah mulai tidak terlalu menanjak, dan benar saja, sebentar lagi kami akan sampai di puncak.

“Yeaaah, akhirnya kita sampai puncak, syukur senantiasa kita panjatkan kepada-Nya,” teriak Bang Fandi dengan senyum mengembang dan disambut dengan senyumku, Bang Haris dan Pak Parto.

“Alhamdulillah….” Ucap Pak Parto.

Bulir bening menetes dari sudut-sudut mataku. Aku merasa terharu bisa sampai puncak, setelah berjuang mati-matian untuk tetap bertahan, hasilnya aku bisa mencapai puncak. Kupanjatkan puji syukur kepada-Nya, tanpa kekuatan yang diberikan-Nya, aku tidak akan dapat bertahan dan mencapai puncak.

Sementara itu Bang Haris dan Bang Fandi membuka carrier mereka dan mendirikan tenda untuk istirahat kami, Pak Parto juga membantu mereka. Aku berdiri meregangkan otot-ototku, lalu menatap langit, ‘Wow, aku sangat terkejut’.

Kulihat Bintang begitu banyak. Rasanya seperti dekat sekali dengan langit. Indah tak terkira. Tak bisa kuungkapkan dengan kata-kata. Karena keindahannya memang harus dinikmati secara langsung. Bulan terlihat takzim menggantung di tengah bintang-bintang. Tak habis-habisnya puji syukur ku panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hingga pandanganku berkaca-kaca. Air kerendahan seorang hamba kembali mengalir.

“Rose…, tunggulah apa yang akan terjadi sebentar lagi. Tidak akan kamu lupakan seumur hidup!” Ujar Bang Haris, senyumnya mengembang.

Aku mengeryitkan kening, “Apa Bang?” Tanyaku.

Bang Haris hanya tersenyum, lalu kuedarkan pandangan bertanyaku pada Bang Fandi, dia juga hanya tersenyum, lalu melirik Bang Haris. Sial, mereka mengerjaiku, ada apa sih?

To be Continued…

Yang belum baca cerita sebelumnya. Baca deh Lemping 1 dan Lemping 2, gak bakalan nyesel.

Inet Bean
4 Mei 2016

#LanjutanCerbung
#OneDayOnePost

Blue Rose (Lemping 3)
4/ 5
Oleh

Berlangganan via email

Suka dengan postingan di atas? Silakan berlangganan postingan terbaru langsung via email.

13 komentar

Tulis komentar
avatar
Na
4 Mei 2016 pukul 03.04

Paragraf setelah ucapan alhamdulillah dr pak prapto, terdapat pengulangan kata puncak sampai 3x mba. agak mubazir. Hehehe.

Wah..nambah personel baru nih. Pak Prapto.
Jangan2 tar semua penghuni ODOP2 jd bintang tamu di Blue Rose. Heheh..aku suka ceritanya mba.

Reply
avatar
4 Mei 2016 pukul 06.11

Kirain bakal jadi cerita horor saat kemarin ada suara tapi tak ada orangnya. Ternyata Pak Parto...asyiikk...seru ini...

Reply
avatar
4 Mei 2016 pukul 07.15

Harusnya hal yg ditunggu itu sesuai tebakanku, hhii...

Ga sabar nunggu part selanjutnya net... Salam pendaki cantik, eh

Reply
avatar
4 Mei 2016 pukul 07.53

Waaah pak parto akhirnya jadi tokoh nih

Reply
avatar
4 Mei 2016 pukul 07.59

alhamdulillah. akhirnya aku bisa dipertemukan dengan Inet Blue Rose di gunung. kini kami bisa menikmati keindahan alam raya ciptaan Allah. mimpikah aku?

Reply
avatar
4 Mei 2016 pukul 08.17

Horeee, bisa komen, kapan yaaa, aku bisa mendaki dan menikmati keindahan gunung

Reply
avatar
4 Mei 2016 pukul 11.54

Iya nih, pingin naik gunung juga. Tapi g kuat lelahnya.
. Hihi

Reply
avatar
4 Mei 2016 pukul 12.32

Jdi pengin naik gunung juga ya ktanya tak bisa dilukiskan dgn kata2 keindahanny.. Hmm..

Pak Parto sdh berumur?? (Emo kaget) he..

Reply
avatar
4 Mei 2016 pukul 14.32

wah ada pak parto

keren inet ceritanya

Reply
avatar
4 Mei 2016 pukul 15.00

Keren net, konfliknya dapet, ending episodnya juga bagus
Ditunggu kelanjutannya net 😀

Reply
avatar
4 Mei 2016 pukul 18.35

Gile lu Ndro!
Mengalir bgt ceritanya.

Reply
avatar
5 Mei 2016 pukul 09.37

Biar kutebak apa yang akan ditunjukkan Bang Haris pada Rose. Hemmm tapi apaan ya??

Reply
avatar
5 Mei 2016 pukul 18.23

mungkin sunrise mbak april? atau taman mawar biru? hahaha ikutan nebak-nebak...

Reply

-Terima kasih telah berkunjung di blog ini. Silahkan tinggalkan kritik, saran untuk perkembangan.